Bak Lomba Ratu Kecantikan, Domba Dirias dan Berlenggak-lenggok Diarak Sebelum Disembelih

PIKIRAN RAKYAT – Sebelum prosesi penyembelihan hewan kurban, Sabtu 1 Agustus 2020 para santri dan Santri Dzikir Al Fath, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi mengarak dalam perlombaan merias domba dan sapi.

Kegiatan beauty contest dan fashion show disela-sela kegiatan Perayaan Idul Adha, berlangsung meriah. Tidak hanya ratusan santri, tapi orangtua dan warga tumpah ruah memenuhi lapangan pesantren Al Fath.

Kegiatan perlombaan merias hewan kurban sebelum penyembelihan merupakan kreativitas santri. Bertemakan ‘Dombapun pakai Masker’ diharapkan sosialisasi program pemerintah terhadap waspada penyebaran wabah pandemi Covid-19, dapat tersampaikan.

“Masa domba saja, memakai masker, kita tidak. Malu dong kita sama domba,” kata salah seorang santri Dzikir Al Fath, Asep. Panitia kegiatan beauty contest dan fashion show, kata Asep, tidak hanya mensyaratkan hewan kurban yang dilombakan memakai masker dan Alat Perlindungan Diri (APD). Tapi santri dan santriwati pun diwajibkan memakai perlengkapan sesuai prosedural kesehatan saat perlombaan berlangsung.

Bahkan penilaian panitia, memakai masker merupakan salah satu penilaian yang mutlak. “Bila tidak mengindahkan langsung didiskualifikasi alias gugur tidak boleh melanjutkan perlombaan,” katanya.


Sementara itu, tiap peserta membawa hewan kurban yang telah dirias mengelilingi podium layaknya perlombaan yang diikuti ratu kecantikan. Hewan yang telah dirias terlihat berkeliling dituntun para santri sehingga memperoleh sambutan luar biasa.

Pimpinan Pondok Pesantra Dzikir Al Fath, KH. Fajar Laksana mengatakan perlombaan kali ini, tidak hanya memberikan peluang kepada santri untuk menyalurkan kreativitasnya. Tapi menjadi upaya para santri membantu program untuk mensosialisikan waspada penyebaran wabah Covid-19.

“Terpenting, santri dapat mendorong program pemerintah terkait waspada pandemi. Kewaspadaan tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah. Tapi menjadi tanggungjawab semua pihak, termasuk pesantren,” katanya. (Sumber : Pikiran Rakyat)